Sindrom Gangguan Pernapasan
pada Neonatus
Dosen Pengampu : Fitri Melina.,SSiT.,M.Kes
DISUSUN OLEH
:
KELOMPOK I
1.
AINUN FITRI SENTIA (172100457)
2.
ANITA KIRANA (172100458)
3.
SAIDA KALIAN (172100473
)
4.
WIA DWI SEPTIYANI (172100476)
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK
2018/2019
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Makalah Sindrom gangguan pernapasan ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini, tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan Makalah Sindrom gangguan pernapasan ini. Lebih jauh, kami minta maaf apabila ada
kesalahan-kesalahan didalamnya serta kami juga mohon masukan, saran atau kritik
yang bersifat membangun agar kami dapat membuat yang lebih baik lagi di
tugas-tugas mendatang.
Wassalam,
Yogyakarta, 09
November 2018
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sindrom
Gangguan Pernafasan Pada Neonatus Merupakan kumpulan gejala yang terdiri dispnea, frekuensi pernafasan yang
lebih dari 60 kali per menit, adanya sianosis, adanya rintihan bayi saat
ekspirasi serta adanya retraksi suprasternal, interkostal, epigastrium saat
inspirasi. Penyakit ini merupakan penyakit membrane hialin, dimana terjadi
perubahan atau kurangnya komponen surfaktan pulmoner komponen ini merupakan
suatu zat aktif pada alveoli yang dapat mencegah kolapnya paru.
Penyakit saluran pernapasan merupakan salah satu penyebab kesakitan dan
kematian yang paling sering dan penting pada anak, terutama pada bayi, karena
saluran pernafasannya masih sempit dan daya tahan tubuhnya masih rendah.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang di maksud dengan Sindrom Gangguan Pernapasan?
2.
Bagaimana penilaian Sindrom Gangguan Pernapasan?
3.
Bagaimana penanganan Sindrom Gangguan Pernapasan?
C. Tujuan
1.
Mengetahui pengertian sindrom gangguan pernapasan
2.
Dapat menilai dan menangani sindrom gangguan pernapasan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sindrom gangguan pernapasan pada neonatus
Adalah kumpulan gejala yang terdiri dispnea, frekuensi pernafasan yang lebih dari
60 kali per menit , adanya sianosis, adanya
rintihan bayi saat ekspirasi serta adanya retraksi suprasternal, interkostal, dan epigastrium saat inspirasi. Penyakit ini merupakan penyakit membrane hialin, dimana terjadi perubahan atau kurangnya komponen
surfaktan pulmoner komponen ini merupakan suatu zat aktif pada alveoli yang
dapat mencegah kolapnya paru.
Fungsi surfaktan itu sendiri
adalah merendahkan tegangan permukaan alveolus sehingga tidak terjadi kolaps dan
mampu menahan sisa udara pada akhir ekspirasi. Penyakit ini terjadi pada bayi
mengingat produksi surfaktan yang kurang . Pada penyakit ini kemampuan paru
untuk mempertahankan stabilitas menjadi terganggu dan alveolus akan kembali
kolaps pada setiap akhir ekspirasi dan pada pernafasan selanjutnya dibutuhkan
tekanan negative intra thorak yang lebih besar dengan cara inspirasi yang lebih
kuat . Keadaan kolapsnya paru dapat menyebabkan gangguan pentilasi yang akan
menyebabkan hipoksia dan asidosis.
Gangguan pernapasan pada bayi
baru lahir dapat terjadi oleh beberapa sebab,apabila gangguan pernapasan
tersebut disertai dengan tanda-tanda hipoksia (kekurangan oksigen),maka
proknosisnya buruk dan merupakan penyebab kematian bayi baru lahir. Kalau
seandainya bayi selamat dan tetap hidup akan beresiko tinggi dan terjadi
kelainan neorologis dikemudian hari.
B.
Penyebab
gangguan pernapasan
a.
penyakit parenkim paru-paru, misalnya penyakit membran
hialin atelektatis
b.
kelainan
perkembangan organ misalnya agenesis paru – paru ,hemia diafragmatika
c.
obstruksi jalan nafas , misalnya trakeomalasia ,
makrolasia.
C.
Penilaian
Tanda – tanda gangguan
pernafasan pada bayi baru lahir dapat diketahui dengan cara menghitung
frekuensi pernafasan dan melihat tarikan dinding iga serta warna kulit bayi.
D.
Ciri – Ciri bayi yang mengalami gangguan pernapasan
1. Nafas bayi berhenti lebih 20 detik
2. Bayi dengan sianosis
sentral ( biru pada lidah dan bibir )
3. Frekuensi nafas bayi kurang
30 kali / menit
4. Frekuensi nafas bayi lebih
60 kali /menit , mungkin menunjukan tanda tambahan gangguan nafas.
E.
Penatalaksanaan
Tindakan Yang Harus Dilakukan
Pada Bayi Yang Mengalami Gangguan Pernafasan Antara Lain:
1.
Beri oksigen dengan kecepatan sedang
2.
Jika bayi menglami apnea :Bayi dirangsang dengan mengusap
dada atau punggung bayi. Bila bayi tidak mulai bernafas
atau mengalami sianosis sentral , nafas megap – megap atau bunyi jantung
menetap kurang dari 100 kali /menit,lakukan resusitasi dengan memakai balon dan
sungkup.
3.
Kaji ulang temuan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
4.
Periksa kadar glukosa darah.Bila kadar glukosa kurang
dari 40 mg, tangani sebagai hipoglikemia .
5.
Berikan perawatan selanjutnya dan tentukan gangguan
nafas berat manejemen spesifik menurut jenis gangguan nafasnya
6.
Tentukan apakah gangguan nafas berat,sedang atau
ringan
F.
Cara mencegah terjadinya gangguan pernafasan:
Jadi untuk mencegah terjadinya ganguan pernapasan Segera lakukan resusitasi
pada bayi baru lahir, apabila bayi :
·
tidak bernapas sama sekali / bernapas dengan
megap-megap
·
bernapas kurang dari 20 kali per menit
G.
Klasifikasi
gangguan pernapasan
a.
Gangguan nafas berat
Dikatakan gangguan nafas berat
adalah Frekuensi nafas lebih dari 60x
permenit dengan sianosis sentral dan tarikan dinding dada atau marintih saat
ekspirasi
b.
Gangguan nafas sedang
Dikatakan gangguan nafas
sedang apabila Frekuensi nafas 60 – 90x
permenit dengan tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi tetapi tanpa
sianosis sentral
c.
Gangguan nafas ringan
Dikatakan gangguan nafas
ringan adalah Frekuensi nafas 60 -90x
permenit tanpa tarikan dinding dada tanpa merintih saat ekspirasi atau sianosis
sentral.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Sindrom
gangguan pernafasan pada neonatus merupakan kumpulan gejala yang terdiri dispnea, frekuensi pernafasan yang
lebih dari 60 kali per menit, adanya sianosis, adanya rintihan bayi saat
ekspirasi serta adanya retraksi suprasternal, interkostal, epigastrium saat
inspirasi. Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh beberapa
sebab, apabila gangguan pernapasan tersebut disertai dengan tanda-tanda
hipoksia (kekurangan oksigen), maka proknosisnya buruk dan merupakan penyebab
kematian bayi baru lahir. Kalau seandainya bayi selamat dan tetap hidup akan
beresiko tinggi dan terjadi kelainan neorologis dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Kosim Soleh, dkk. 2005. Buku Panduan Manajemen
Bayi Baru Lahir Untuk Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar.
Departemen Kesehatan RI : Jakarta.
Sjabana Dripa. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan
Anak 1. Salemba Raya : Jakarta
sumber makalah tugas askeb neonatus
Komentar
Posting Komentar